Be an intelligent Moslem
- Nazla Syafitri
- Oct 5, 2019
- 2 min read

Manusia secara fitrah telah dikaruniai pikiran dan hati yang luas. Allah menjadikan manusia sebagai makhluk sempurna yang mampu memilah kebaikan dan keburukan dengan dua hal tersebut. Tetapi, pada akhirnya Allah menyerahkan pilihan pada manusia apakah ingin tetap berada di jalan kebaikan atau keburukan.
Sekilas pembukaan tulisan kali ini. Ringkasan ini berkaitan dengan bagaimana menghubungkan ilmu agama dan ilmu dunia. Dulu semasa sekolah menengah atas, saya pernah kepikiran kenapa ya orang yang cerdas itu (seorang muslim) pasti memiliki ketaatan pada Allah yang tinggi juga?. Itu sudah saya rasakan sejak saya sekolah dan sebenarnya pernah saya alami semasa sekolah dasar. Ternyata, Alhamdulillah perlahan saya mendapatkan jawaban yang menurut saya “hipotesis” di atas benar adanya.
Intelektual. Semua orang pernah mendengar. Intelektual yang sering kita dengar berkaitan dengan kecerdasan dan kemampuan untuk menentukan benar dan salah. Bila dilihat dari kacamata islam, intelektual merupakan gabungan dari dua unsur yaitu pengetahuan keilmuwan dan pendekatan ilahiyah (wahyu Allah Subhana Wa Ta’ala). Atau secara garis besar, intelektual merupakan kombinasi ilmu dan agama. Sebaik-baik ilmu adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Bayangkan pahala yang diperoleh mengalir terus disaat kita tak menyadarinya. Dalam mengaplikasikan ilmu mengikuti perubahan teknologi yang sangat cepat, dibutuhkan inovasi yang bermanfaat untuk khalayak luas dalam hal kebaikan.
Terdapat empat golongan yang dimuliakan yaitu
Para Nabi dan Rasul
Syahid di jalan Allah
Orang yang shaleh
Semakin ke atas maka semakin sulit untuk dicapai bahkan hanya orang tertentu.
Nah, pada zaman sekarang ini, mendapatkan informasi sangatlah mudah terutama dari media sosial. Sayangnya, informasi yang diperoleh belum sepenuhnya benar bahkan kejelasannya tidak diketahui. Tiba – tiba aja info tersebut menyebar. Lalu, sebagai manusia baik generasi X, Y, Z, (istilah zaman now), gimana kita menanggapi hal tersebut apalagi jika mengaitkan paham akidah yang ditakutkan dapat menyeberangkan akidah kita? Boleh dicoba nih trik dan tipsnya:
Mendekat dengan Allah
Dekat dengan Al-Qur’an
Shalat Qiyamul Lail (minimal 3 kali seminggu)
Persiapkan ilmu dengan sumber yang beragam sebagai pembanding.
Sekian rangkuman tulisan yang didapatkan dari APS Salman. Semoga bermanfaat dan bisa diaplikasikan. Allahumma Amin.
Wassalamu’alaikum.
コメント