Ah Senangnya Mencurahkan Hati
- Nazla Syafitri
- Feb 11, 2020
- 3 min read

11 Februari 2020
“Kruk kruk kruk” bunyi suara yang terdengar jelas dari luar kamar kosanku. Ntah kenapa aku bisa terbangun karena ributnya suara itu. Sesekali suara itu hilang tetapi juga muncul lebih keras. Mataku terbelalak mencoba focus pada suaranya. Malah semakin keras dan menjadi-jadi. Tak kusadari ternyata masih pukul tiga pagi. Helaan nafas memberiku sedikit energy untuk bergerak mengunci pintu kamar. Memang keseharianku pintu kamar ku biarkan tak terkunci hanya ditutup rapat. Tapi, kali ini sepertinya aku harus melakukannya.
Setelah melangkah kea rah pintu, aku balik ke posisi tidurku dan cyuuuut perutku mengulah tiba – tiba tanpa sinyal apapun. Rasanya seperti ingin mengeluarkan sesuatu tapi juga mulas. Ditahan malah semakin menjadi. Ada yang ga beres nih perut kayaknya, benakku. Semakin ku coba tidur semakin mulas. Dan, braaak aku langsung jalan cepat ke toilet. And, you know what happen. Haha.
Setelahnya ku renungi hari ini makan apa. Dan benar saja makanannku hari ini agak beragam mulai dari thai tea vanilla, nasi geprek dan pempek (jujur yang terakhir ini karena kasian sama penjualnya). Mau menyalahkan salah satu tapi udah masuk semuanya. Yaudah deh aku sih yang salah ga atur makan dengan benar.
Melangkah ke kamar dan mencoba tidur lagi. Hanya saja perut belum bisa kompromi dan serasa begah. Artinya masih ada yang mau dikeluarkan. Focus ku alihkan untuk tidur tapi apa daya mulas kembali tak tertahankan. Semoga ini yang terakhir saja.
Setelah 1,5 jam berkutat dengan perut, akhirnya ku tak sadarkan diri hingga jam 8 pagi. Semua rencana pagiku gagal. Mulai dari rencana mengerjakan tugas dan menemui dosen akhirnya sirna. Dan aku bangun dengan kondisi perut masih penyesuaian. Ya begitulah hidup kita boleh berencana tapi rencana Allah lebih baik.
***
Sore hari ada jadwal kelas dan sepulangnya aku tidak langsung ke kosan. Mbak della mengajakku makan di warung sekitar DU dan untuk sekedar melepas penat dengan curhat – curhat hangat.
Kalau dengannya, rasanya seperti aku punya kakak dan bisa bertukar pikiran. Terlebih mbak della itu orangnya welcome dan humble jadi mudah banget dekat ke semua orang. Padahal aku sendiri buat dekat dengan orang lain butuh waktu lama (bahkan teman dekat ku yang lain begitu). Sedangkan kami bisa dekat hanya butuh kurang dari satu semester.
Curhat kami pasti seputar masalah kuliah, perjalanan hidup dan pada akhirnya suasana hati saat ini (bukan cowok ya karena kita berdua joms haha). Nah, inilah kesulitanku kalau sudah dekat dengan orang lain pasti ga bisa ngerem ucapan malah ngeluyur kemana – mana. Sampai di satu topic aku cerita bahwa aku saat ini merasa down dan butuh masukan dari beberapa hal kurang enak sedang ku hadapi.
Dan mbak della menasehatiku, “semua orang itu pasti berubah, yang dulunya kamu liat biasa malah sekarang ada diatas dan punya pencapaian bagus. Itu karena dia pernah di satu titik termotivasi untuk berjuang dan akhirnya bisa berada di atas kamu zla”. Wah sesuai banget dengan kondisiku saat ini. Terlalu lelah memang membandingkan diri dengan orang lain. Cukup membandingkan dengan diriku yang dulu. Apakah sudah jauh berubah ke hal positif atau belum? Mungkin ini juga sesuai. Ya setidaknya masukan ini membuatku berpikir lagi.
Rasanya saat ini banyak pelajaran hidup yang Allah kasih ke aku dan keluargaku agar aku lebih bijak dan dewasa. Nasihat temanku lupa siapa, “hidayah itu kita yang cari naz. Bahkan setiap langkah kita saat ini ada hidayah disekitar kita tapi kita ga sadar itu”. Ya Allah memang indah kalau berteman dengan orang yang memberi nuansa positif dan mendorong kita berpikir positif akan semua hal. Ku yakin pasti semua masalah ini pasti ada jalan keluarnya. Aku sayang kalian keluargaku :)
Dan obrolan panjang lebih kurang 3 jam akhirnya selesai dengan akhir aku ngutang ke mbak Della. Haha. Tapi insyaallah aku bayar kok J memang pada akhirnya kita hanya butuh komunikasi untuk meluapkan isi hati dan memperbaiki kondisi hati yang sedang bergejolak. Komunikasi untuk membuka wawasan, meluapkan kekesalan, menemukan solusi, bahkan sebagai hobi haha.
Teruntuk mamak, ayah dan nenek yang tak pernah lepas mendoakanku di sepertiga malam untuk keberhasilanku dan adik – adik, aku saying kalian. Rasanya sayang dan cinta kalian belum bisa terbalaskan bahkan dengan nyawaku sekalipun. Semoga Allah mengampuni dosa kalian dan maafkan ila, dina dan aji kalau sering buat kalian kelelahan dan marah. Hanya Allah yang dapat mengganti kebaikan dan keikhlasan mamak, ayah dan nenek di akhirat dan kita semua berkumpul lagi di syurganya Allah. Amiin ya Rabbal ‘Alamin.
Comentários