Adalah aku

Pikirku diri ini sangat cerdas

Jika ku sibak masa kejayaanku

Pikirku diri ini sangat handal

Jika ku sibak banyaknya kepercayaan padaku

Pikirku diri ini sangat imajinatif

Jika ku telaah karya buatanku

Pikirku diri ini sangat tangguh

Jika ku renungi kuatnya ku menahan sakit

Pikirku diri ini selalu dikagumi

Ternyata bukan

Aku bercermin dengan kaca milikku

Pantulannya tak pernah berubah

Mereka membawa cermin juga

Tapi aku berbeda disana

Itu bukan aku, hinaku

Semakin ku menolak

Pantulannya semakin berkilau

Akhirnya jujur lebih baik

Bahwa pantulan itu

Adalah aku

Katanya harus berdamai

dengan diri sendiri

dengan kebodohan

dengan keluguan

dengan kemalasan

dengan ketakutan

dengan kelemahan

Baiklah ku coba

Hei

Kau tak ingat?

Allah selalu menyeimbangkannya

dengan keyakinan

dengan keikhlasan

dengan kerajinan

dengan keberanian

dengan kelebihan dan kekuatan

penuh keadilan

Sesempurna itu

Allah memegang jiwaku

Dan menyembuhkan batinku

Dan memujukku bangkit kembali

Hingga aku sadar

Kuasa Allah jauh lebih bermakna

Daripada kemampuanku

Berdiri sendiri tanpa-Nya

Bagai memahat angin

Tak berguna dan hilang arah